Pekanbaru “Tidak Sehat”
Kota Pekanbaru, 08 Agustus 2019
Kondisi kota pekanbaru yang diselimuti kabut asap dan umumnya kota disumatera. Parameter pengukur kondisi asap web klh menunjukkan kondisi TIDAK SEHAT dengan penampakan asap seperti video dibawah ini:
Prostitusi Online mulai 250 ribu
Jogja – Bisnis prostitusi online marak terjadi di berbagai daerah. Bisnis haram ini menggiurkan, dengan keuntungan yang besar.
Bisnis esek-esek ini tidak hanya di kota-kota besar, tapi juga mulai merambah di pinggiran kota. Seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten Bantul, DIY. Bisnis yang dijalankan secara sembunyi-sembunyi ini ada di daerah Parangtritis dan Pajangan, Bantul. Dan akhirnya terendus oleh aparat.
Transaski bisnis prostitusi online di Bantul ini dilakukan melalui media sosial dan WhatsApp. Dilihat dari foto korban dan umur korban menjadi patokan untuk menentukan kesepakatan harga. Read More…
Lowongan Telkomsel Juni 2016
GPTP Program Juni 2016, Detail lihat gambar 🙂
Launching 4G LTE Telkomsel
Pekanbaru,RT
Launching 4G LTE Telkomsel Pekanbaru dilaksanakan tanggal 18 desember 2015, dihadiri dan diresmikan oleh direktur utama telkomsel bapak Ririek A dan Walikota Pekanbaru bapak Firdaus, rangkaian acara masih akan berlanjut besok pagi yaitu acara fun walk di car free day jalan gajahmada pekanbaru,hadirilah banyak hadiah dan doorprize…
Klik link berikut Launhing 4g Read More…
Daftar Partai pengusung eks Narapidana dalam pilkada 2015
Sejumlah parpol mengusung eks napi korupsi di Pilkada.
1. Golkar yang mengusung eks napi korupsi Jimmy Rimba Rogi (Imba) mengaku mengusung eks Walkot Manado ini sudah insaf dan tidak akan korupsi lagi.
2. Sementara itu eks napi korupsi Soemarmo Hadisaputro diusung oleh PKB dan PKS di Pilwalkot Semarang. Ke mana hati nurani para parpol pengusungnya?
Logika Jungkir Balik : Parpol Usung Eks Napi ke Pilkada 2015
Zaman emang sudah edan, logika berfikir petinggi partai dan orang orang partai haus kekuasaan dan harta sudah jungkir balik, alih alih berdalih calon yang eks napi yang diusung sudah tobat dan tidak akan mengulangi kesalahan mereka dimasa lalu.
Sangat banyak tokoh potensial yang bisa diusung di Pilkada namun parpol malah mengusung eks napi korupsi. Di mana hati nurani para petinggi parpol itu? Read More…
Pancasila Masih Sebatas Retorika
Demikian rangkuman pendapat sejumlah tokoh bangsa menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila yang Senin (1/6) ini akan dipusatkan di Alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur. Blitar merupakan tempat Presiden Soekarno, penggagas Pancasila, dimakamkan.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengatakan, penanaman nilai-nilai kebangsaan perlu terus dilakukan meskipun harus memakan waktu 10 tahun, 15 tahun, bahkan lebih. ”Harus terus-menerus karena menyangkut pembentukan karakter bangsa,” kata Zulkifli di Blitar, Minggu (31/5).
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif berpendapat, pelaksanaan Pancasila sejak awal telah bermasalah. Sila kelima, misalnya, tidak pernah dijadikan pedoman utama dalam politik pembangunan nasional, kecuali dalam pernyataan verbal. Akibatnya, kesenjangan sosio-ekonomi semakin lebar. Sesuatu yang sangat ironis di negara Pancasila. ”Pancasila dimuliakan dalam kata, tetapi dikhianati dalam perbuatan,” kata Syafii Maarif.
Pemikir kebangsaan Yudi Latif, dalam bukunya Negara Paripurna, Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, menulis urgensi ”radikalisasi Pancasila”. Menurut Yudi, ”radikalisasi” dalam arti ini adalah revolusi gagasan demi membuat Pancasila tegar, efektif, dan menjadi petunjuk bagaimana negara ini ditata kelola dengan benar.
Mengutip Kuntowijoyo sebagai sejarawan beride ”radikalisasi” itu, Yudi menyebut lima syarat perwujudan. Kelimanya adalah, pertama, mengembalikan Pancasila sebagai ideologi negara, dan yang kedua, mengembangkan Pancasila sebagai ideologi menjadi Pancasila sebagai ilmu.
Adapun yang ketiga, mengusahakan Pancasila mempunyai konsistensi dengan produk-produk perundangan, koherensi antarsila, dan korespondensi dengan realitas sosial. Keempat, menjadikan Pancasila yang semula hanya melayani kepentingan vertikal (negara), menjadi Pancasila yang melayani kepentingan horizontal. Kelima, menjadikan Pancasila sebagai kritik kebijakan negara.
Keteladanan aparat
Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR Tubagus Hasanuddin, saat membuka Seminar Kebangsaan Hari Lahir Pancasila di Blitar, Sabtu (30/5), menyatakan, kondisi negara yang kini marak dengan kegaduhan politik dan hukum dapat ditengahi dengan penerapan kembali nilai-nilai Pancasila. Aparatur negara dan elite politik patut menjadi teladan bagi masyarakat lewat pengambilan keputusan dan kebijakan yang berdasarkan Pancasila.
Cari Cinta Online Pertinggi Risiko Penipuan
Susahnya mencari cinta. Paling tidak itulah yang jadi alasan para jomblo untuk berusaha mencari cinta lewat daring perjodohan ataupun lewat dunia maya lainnya. Namun kenyataannya, menurut penelitian terbaru, mencari cinta secara online akan meningkatkan risiko sakit hati dan penipuan. Read More…